Rabu, 21 November 2012 0 komentar

Pendidikan Menjadi Seorang Jurnalis

Mahasiswa adalah panggilan bagi para pelajar yang sedang menjalanin pendidikan tinggi di universitas atau perguruan tinggi. Terdaftar sebagai mahsiswa merupakan syarat administratif. Makna dari mahasiswa lebih dari sekedar administratif.
            Menjadi mahsiswa merupakan dambaan bagi semua remaja dan orang tua yang memiliki putra dan putri yang sedang menempuh Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun tidaklah mudah untuk menjadi seorang mahasiswa. Jika dilihat dari segi administratifnya, untuk menjadi mahasiswa itu seperti membalikan telapak tangan, terutama bagi keluarga mampu.
             Tapi pada hakikat dan perjalanannya sebagai mahsiswa, sangatlah berat karena mahasiswa merupakan kaum intelektual dan harus bisa membawa perubahan (Agent of Change). Secara praktisi, mahasiswa harus mampu mengatasi dan memberikan solusi pada setiap permasalahan yang terjadi di tengah mayarakat.
            Dalam dunia kampus terdapat peranan moral. Yang artinya mahasiswa bebas memilih dalam menentukan kehidupan yang mereka mau. Dan dalam kehidupan bermasyarakat, mahasiswa harus bertanggung jawab atas pilihannya tersebut dan sesuai dengan moral yang berlaku di masyarakat.
            Selain peranan moral, mahasiswa juga memiliki peranan social. Dimana keberadaan dan peranannya tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Tidak hanya itu, mahasiswa harus mampu menunjukan bahwa dirinya adalah kaum intelektual dengan menyadari dirinya bergelut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan yang lebih baik dari intelektualitas yang ia miliki.
            Berbicara soal mahasiswa juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Mahasiswa dulu berbeda dengan mahasiswa sekarang. Dulu mahasiswa benar-benar memiliki sikap dan menunjukan ke-mahasiswaannya. Namun sekarang, banyak terdapat mahasiswa yang hanya diperuntukan sebagai statusnya saja, namun tidak bersikap layaknya mahsiswa. Mental mahsiswa dulu jauh lebih kuat dibandingkan dengan mahsiswa sekarang.
            Terdapat contoh tentang mental mahasiswa dulu dan sekarang dalam mengaspirasikan suara rakyat. Mahasiswa dulu semua turun ke jalan dan dengan gagah berani berhadapan dengan aparat dan senapan demi membela rakyat. Namun mahasiswa sekarang lebih tepat disebut mahasiswa mental tempe karena hanya beberapa orang saja yang dengan tulus turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasi. Sisanya berlomba memperbaiki dan menjaga gengsi dengan gaya dan kehidupannya yang tinggi.
            Ada  banyak jurusan yang terdapat di dunia perkuliahan. Salah satunya adalah jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik. Jurusan ini mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan dunia kewartawanan, termasuk pengelolaan dan pendayagunaan media massa.
            Reformasi membawa perubahan terhadap perkembangan media nasional. Hal ini merupakan era kebebasan dan terbuka dalam memberikan peluang sampai menjamurnya media, baik media cetak, elektronik maupun interaktif. Penambahan jumlah media membutuhkan banyak tenaga professional di bidang Jurnalistik, baik sebagai wartawan, maupun pengelola industry media tersebut.
Jurusan Jurnalistik mempelajari berbagai aspek yang meliputi perkembang, proses, dampak, pengelolaan dan pendayagunaan semua media massa. Pengetahuan dan keterampilan yang diberikan dalam jurusan ini tidak hanya pada aspek-aspek teoritis saja, tetapi juga aspek teknis dan ketempilan Jurnalistik.dengan memberikan aspek ilmu dan teknis di bidang Jurnalistik tersebut, diharapkan para jurusan Jurnalistik mempunyai kemampuan akademis yang professional di bidangnya. Karena Jurnalistik merupakan ilmu terapan, seni dan keterampilan.
Keunggulan dari jurusan Jurnalistik ini adalah mahasiswa diajarkan bagaimana caranya membuat berita, mengedit berita, melukis cahaya dengan  baik dan benar sehingga menghasilkan sebuah karya fotografi yang memiliki nilai, bahkan sampai membuat dan mengedit sesuatu dalam bentuk audio dan visual.
Dalam Jurusan ini pun mahasiswa dituntut memiliki wawasan yang luas. Karena sudah pasti seorang Jurnalis akan menghadapi semua permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Dan dengan wawasan yang luas tersebut, seorang Jurnalis tahu apa yang harus ia lakukan dengan keadaan sadar berada dimana ia saat itu. Dan yang paling penting, seorang Jurnalis harus memiliki vitalitas yang tinggi dan menjunjung tinggi nilai kejujuran.
(Ignasius Daru S. S.)
0 komentar
Pemuda Lintas Agama

Muda, kreatif dan peduli. Itulah kalimat motivasi bagi para pemuda dan pemudi di Kabupaten
Tangerang. Masa muda merupakan bagian dari masa pubertas yang akan dialami oleh setiap orang.
Namun ada banyak perilaku dan sikap pemuda dalam aktifitas kehidupannya. Tidak jarang ditemukan
pemuda yang teladan dan berprestasi, namun lebih banyak ditemui pemuda yang semrawut.

Pada masa ini seorang pemuda akan mengalami bentrokan kerikil tajam yang akan dilaluinya.
Karena pada masa inilah pemuda mencari jati diri dan mencoba semua hal baik itu positif maupun
hal yang negatif. Banyak juga yang dilakukan dalam keadaan sadar. Sehingga bila kita melihat dan
mendengar tentang kriminalitas yang dilakukan olah seorang pemuda bahkan remaja sudah menjadi
hal yang biasa saja.

Semua realita tersebut terjadi karena kurangnya faktor keagamaan dari para pemuda tersebut.
Seorang anak akan lebih ekspresif dalam menjalani kehidupannya, cenderung memberontak hanya
memikirkan kemauannya saja tanpa memikirkan dampak yang akan dia dapati dari tindakannya.

Agama adalah sebuah ajaran yang membahas peraturan baik dan benar. Bila para pemuda
tidak dibekali ilmu tentang agama, maka praktek kehidupannya pun para pemuda yang ada tidak
mampu berprestasi dan bersaing.

Dari sekian banyak agama yang ada di negara ini, maka di Kabupaten Tangerang diadakan
dialog dan kegiatan lintas agama. Dimana program ini dibuat langsung oleh Bupati setempat.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan maksud agar terjadi keharmonisan antar umat beragama di
Kabupaten Tangerang.

Kegiatan-kegiatan yang dirancang dalam kegiatan ini pun ditanggapi positif oleh seluruh
masyarakat Kabupaten Tangerang. Dengan adanya kegiatan ini maka diharapkan tidak ada lagi
pengeboman di tempat ibadat ketika sedang beribadat terkhusus saat hari raya. Bahkan dari pihak NU
akan membantu dalam menjaga Gereja-gereja yang ada di Kabupaten Tangerang saat perayaan malam
Natal nanti.

Menciptakan pemuda yang berperilaku baik dan kreatif dimulai dengan komunikasi yang baik
serta adanya pendidikan agama sebagai pembatas rel perilaku. Mengapa agama yang menjadi tolak
ukur? Sebab dengan adanya pendidikan agama moral perilaku seseorang akan terkontrol dengan baik.
Sebab di agama akan tercipta rasa “mana yang benar dan mana yang salah”.
 
;