Pendidikan Menjadi Seorang Jurnalis
Mahasiswa adalah
panggilan bagi para pelajar yang sedang menjalanin pendidikan tinggi di
universitas atau perguruan tinggi. Terdaftar sebagai mahsiswa merupakan syarat
administratif. Makna dari mahasiswa lebih dari sekedar administratif.
Menjadi
mahsiswa merupakan dambaan bagi semua remaja dan orang tua yang memiliki putra
dan putri yang sedang menempuh Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun tidaklah
mudah untuk menjadi seorang mahasiswa. Jika dilihat dari segi administratifnya,
untuk menjadi mahasiswa itu seperti membalikan telapak tangan, terutama bagi
keluarga mampu.
Tapi pada hakikat dan perjalanannya sebagai
mahsiswa, sangatlah berat karena mahasiswa merupakan kaum intelektual dan harus
bisa membawa perubahan (Agent of Change). Secara praktisi, mahasiswa harus
mampu mengatasi dan memberikan solusi pada setiap permasalahan yang terjadi di
tengah mayarakat.
Dalam
dunia kampus terdapat peranan moral. Yang artinya mahasiswa bebas memilih dalam
menentukan kehidupan yang mereka mau. Dan dalam kehidupan bermasyarakat,
mahasiswa harus bertanggung jawab atas pilihannya tersebut dan sesuai dengan
moral yang berlaku di masyarakat.
Selain
peranan moral, mahasiswa juga memiliki peranan social. Dimana keberadaan dan
peranannya tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga bermanfaat
bagi lingkungan sekitar. Tidak hanya itu, mahasiswa harus mampu menunjukan
bahwa dirinya adalah kaum intelektual dengan menyadari dirinya bergelut dengan
ilmu pengetahuan dan memberikan yang lebih baik dari intelektualitas yang ia
miliki.
Berbicara
soal mahasiswa juga dipengaruhi oleh perkembangan zaman. Mahasiswa dulu berbeda
dengan mahasiswa sekarang. Dulu mahasiswa benar-benar memiliki sikap dan
menunjukan ke-mahasiswaannya. Namun sekarang, banyak terdapat mahasiswa yang
hanya diperuntukan sebagai statusnya saja, namun tidak bersikap layaknya
mahsiswa. Mental mahsiswa dulu jauh lebih kuat dibandingkan dengan mahsiswa
sekarang.
Terdapat
contoh tentang mental mahasiswa dulu dan sekarang dalam mengaspirasikan suara
rakyat. Mahasiswa dulu semua turun ke jalan dan dengan gagah berani berhadapan
dengan aparat dan senapan demi membela rakyat. Namun mahasiswa sekarang lebih
tepat disebut mahasiswa mental tempe
karena hanya beberapa orang saja yang dengan tulus turun ke jalan untuk
menyampaikan aspirasi. Sisanya berlomba memperbaiki dan menjaga gengsi dengan
gaya dan kehidupannya yang tinggi.
Ada banyak jurusan yang terdapat di dunia
perkuliahan. Salah satunya adalah jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik. Jurusan
ini mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan dunia kewartawanan, termasuk
pengelolaan dan pendayagunaan media massa.
Reformasi
membawa perubahan terhadap perkembangan media nasional. Hal ini merupakan era
kebebasan dan terbuka dalam memberikan peluang sampai menjamurnya media, baik
media cetak, elektronik maupun interaktif. Penambahan jumlah media membutuhkan
banyak tenaga professional di bidang Jurnalistik, baik sebagai wartawan, maupun
pengelola industry media tersebut.
Jurusan Jurnalistik
mempelajari berbagai aspek yang meliputi perkembang, proses, dampak,
pengelolaan dan pendayagunaan semua media massa. Pengetahuan dan keterampilan
yang diberikan dalam jurusan ini tidak hanya pada aspek-aspek teoritis saja,
tetapi juga aspek teknis dan ketempilan Jurnalistik.dengan memberikan aspek
ilmu dan teknis di bidang Jurnalistik tersebut, diharapkan para jurusan
Jurnalistik mempunyai kemampuan akademis yang professional di bidangnya. Karena
Jurnalistik merupakan ilmu terapan, seni dan keterampilan.
Keunggulan dari jurusan
Jurnalistik ini adalah mahasiswa diajarkan bagaimana caranya membuat berita,
mengedit berita, melukis cahaya dengan
baik dan benar sehingga menghasilkan sebuah karya fotografi yang
memiliki nilai, bahkan sampai membuat dan mengedit sesuatu dalam bentuk audio
dan visual.
Dalam Jurusan ini pun
mahasiswa dituntut memiliki wawasan yang luas. Karena sudah pasti seorang
Jurnalis akan menghadapi semua permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Dan
dengan wawasan yang luas tersebut, seorang Jurnalis tahu apa yang harus ia
lakukan dengan keadaan sadar berada dimana ia saat itu. Dan yang paling
penting, seorang Jurnalis harus memiliki vitalitas yang tinggi dan menjunjung
tinggi nilai kejujuran.
(Ignasius Daru S. S.)